Kamis, Maret 31, 2016

Sesederhana Melirik, Sepelik Mencinta


Hari itu
Angin membawa raga ini menuju suatu pintu
Bukan untuk mengadu
Tapi untuk bertemu

Peluh dan gerimis sore
Entah mengapa kian ramai

Polusi ibukota merongrong ingin diperhatikan sejenak
Bagai memperlambat langkah-langkah setapak

Menyusuri trotoar, melompati genangan air
Entah mengapa, beku ini tak jua mencair

Seteguk air mineral membasahi kerongkongan
Menenangkan cinta yang letih akan kebohongan

Beberapa pasang mata menatapku sekejap
Sadarkan aku bahwa ini bukanlah cahaya di dalam gelap!

Kau hadir
Mungkin sudah takdir

Hari itu

Aku melirik parasmu
Di keramaian yang penat
Mungkin kau bagai hantu
Namun kutatap kau lekat

Sebelum akhirnya aku lalu
Walau langkah terasa berat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Any comments?