Rabu, Agustus 24, 2016

Tentang Saya, Bahasa Isyarat, dan Pertanyaan-Pertanyaan yang Menyertainya

Baru enam bulan saya belajar bahasa isyarat Indonesia dan berkecimpung di dunia Tuli. Terhitung sejak Januari 2016 akhir saya resmi bergabung dengan salah satu komunitas yang mengadakan kelas belajar bahasa isyarat. Sejak itu pula rasanya saya menemukan dunia baru yang ingin sekali saya selami lebih dalam.

Bagi sebagian orang, mengetahui seseorang tengah mempelajari bahasa isyarat adalah hal yang mengherankan. Sehingga saat saya secara tidak sengaja bercerita ke teman-teman terdekat bahwa saat ini saya sedang mempelajari bahasa isyarat, tak jarang mereka mengernyitkan dahi, setengah kaget, atau memberikan pertanyaan terkait itu. Ada banyak pertanyaan yang muncul dari mereka yang rata-rata adalah teman saya sendiri. Sampai-sampai rasanya saya ingin menaruh kolom FAQ (frequently asked questions/pertanyaan yang sering ditanyakan) di dahi saya saat memulai topik tentang isyarat.

Respon dan pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul

1. "Kamu ikut kelas bahasa isyarat? Buat apa?"
2. "Bahasa isyarat yang pakai tangan itu Cin?"
3. "iih.. seruu banget.."
4. "Bahasa isyarat itu untuk tunarungu ya?"
5. "Belajar bahasa isyarat dimana Cin?"
6. "Kenapa mau belajar bahasa isyarat?"
7. "Mau belajar bahasa isyarat karena diajak teman atau kemauan sendiri?"
8. "Di kelas diajar sama guru Tuli? Gimana cara komunikasinya?"
9. "Di kelas nggak ada penerjemah? Emang bisa?"
10. "Bahasa isyarat ada kamusnya nggak? Kamusnya per kata atau per frasa?"
11. "Butuh berapa lama belajar isyarat sampai bisa fasih?"
12. "Belajarnya sama nggak sama kalau kita belajar bahasa asing?"
13. "Terus, kamu sekarang udah bisa ngomong apa aja pakai bahasa isyarat? Coba dong.."
14. "Kalau mau ngomong sama gurunya pakai isyarat dong?"
15. "Tuli bukannya ada yang bisa bicara ya? Emangnya harus pakai isyarat?"

Total ada 15 pertanyaan yang saya rangkum selama ini. Sebetulnya masih ada pertanyaan-pertanyaan lain terkait Tuli, budaya Tuli dsb. Tetapi kali ini saya hanya menjawab yang itu dulu. 

Respon saya
Agar lebih mudah dalam menjelaskan dan menceritakan detail, saya akan menulis pertanyaannya kembali sesuai urutan, kemudian disusul dengan jawaban dan respon saya terhadap pertanyaan tersebut. Oke?.. Kita mulai! :D

1. "Kamu ikut kelas bahasa isyarat? Buat apa?"
Hmm, iya saya ikut kelas bahasa isyarat. Untuk apa? Untuk memenuhi rasa ingin tahu saya terhadap bahasa isyarat. Untuk dapat berkomunikasi dengan Tuli. *Selengkapnya ada di poin 6
 2. "Bahasa isyarat yang pakai tangan itu Cin?"
iya, bahasa isyarat yang digunakan oleh komunitas Tuli menggunakan gerakan tangan dan juga ekspresi wajah.
 3. "iih.. seruu banget.."
Ooh, iya dong. Seru banget! Kalau kamu belajar juga pasti akan ketagihan :)
 4. "Bahasa isyarat itu untuk tunarungu ya?"
Iya, kelompok pengguna bahasa isyarat kebanyakan adalah Tuli/tunarungu. Eits! Tapi coba kita lihat lagi arti kata 'isyarat'. Menurut KBBI, isyarat (n) adalah segala sesuatu (gerakan tangan, anggukan kepala, dsb) yang dipakai sebagai tanda atau alamat.
Maka sebetulnya, kalau kita berbicara secara umum tentang bahasa isyarat, tidak sampai di situ saja pengertiannya. 
Kalau kamu suka lihat di rumah sakit, atau saat menjenguk pasien koma di ICU, atau ada pasien stroke sehingga tidak bisa berbicara, mereka juga berkomunikasi dengan isyarat, kan? Kedipan mata mereka, anggukan kepala, kernyitan dahi mereka bisa berarti maksud tertentu untuk disampaikan ke orang terdekatnya. 
Sama halnya saat kita bayi. Anak bayi belum bisa menyampaikan perasaan haus, lapar, ngantuk atau kegerahan kepada ibunya. Bayi lebih banyak menangis, gelisah, tertawa atau tersenyum untuk memberi tanda ke orang tuanya bahwa ia lapar, haus, senang atau kegerahan.
Tidak sampai di situ, isyarat juga dipakai dalam strategi perang/pengamanan suatu wilayah sebagai cara komunikasi :)
 5. "Belajar bahasa isyarat dimana Cin?"
Saya belajar bahasa isyarat di perpustakaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan. Di sana saya bergabung dalam suatu komunitas bernama Youth for Diffable (YFD). Setiap tahunnya mereka membuka kelas baru dengan sistem open recruitment, disertai beberapa tahapan seleksi (apabila pendaftarnya banyak).
Tapi bagi kalian yang ingin belajar bahasa isyarat di luar komunitas YFD dan dengan ritme yang jauh lebih santai-tidak terikat waktu, kalian bisa mengunjungi Stand Bahasa Isyarat Indonesia yang diselenggarakan oleh GERKATIN (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) di kawasan Car Free Day Jl. MH Thamrin dekat Hotel Mandarin setiap Minggu pukul 06.00 - 10.00 WIB.
 *) mohon dicatat, bahwa YFD dan Gerkatin adalah dua organisasi yang berbeda. Penyelenggaraan kelas isyarat di Car Free Day adalah inisiasi Gerkatin. Sedangkan kelas isyarat di perpus Kemdikbud adalah inisiasi YFD. Banyaknya pihak yang keliru dalam menulis artikel perihal penyelenggaraan dua kelas isyarat tersebut membuat saya merasa perlu meluruskan hal ini.
 6. "Kenapa mau belajar bahasa isyarat?"
Untuk alasan mengapa saya ingin belajar bahasa isyarat bisa lihat di sini

 7. "Mau belajar bahasa isyarat karena diajak teman atau kemauan sendiri?"
Sampai saat ini belum ada hal yang saya lakukan (khususnya mempelajari suatu hal baru) karena ikut-ikutan teman atau diajak oleh teman. Semua saya lakukan atas dasar kemauan sendiri dan kesadaran sendiri.

 8. "Di kelas diajar sama guru Tuli? Gimana cara komunikasinya?"
Iya, di kelas saya diajar oleh seorang guru Tuli. Tanpa ada juru bahasa isyarat/penerjemah sama sekali. Cara belajar seperti ini sama seperti saat kalian belajar bahasa asing dan diajarkan langsung oleh native speaker. Selain lebih mudah terbiasa dengan bahasa dan gestur, kita juga bisa mengenal dan mempelajarai budaya Tuli.
Cara komunikasi di kelas menggunakan bahasa isyarat langsung dan dibantu dengan papan tulis sebagai sarana pendukung.

9. "Di kelas nggak ada penerjemah? Emang bisa?"
Iya, tidak ada. Bisa kok.

10. "Bahasa isyarat ada kamusnya nggak? Kamusnya per kata atau per frasa?"
Bahasa isyarat Indonesia ada kamusnya. Saat ini sedang dikembangkan oleh tim LRBI (Laboratorium Riset Bahasa Isyarat) di bawah naungan Departemen Linguistik FIB UI. Kamusnya (setahu saya) per kata*.

*) Mohon koreksi apabila saya keliru dalam memberi informasi

11. "Butuh berapa lama belajar isyarat sampai bisa fasih?"
Lama atau sebentar itu relatif. Setiap orang memiliki daya tangkap dan daya ingat yang berbeda-beda. Maka untuk pertanyaan ini, saya bisa jawab, tergantung dari masing-masing orang. Lancar atau tidaknya hanya orang Tuli yang bisa menilai.

12. "Belajarnya sama nggak sama kalau kita belajar bahasa asing?"
Secara umum sama, karena belajar bahasa selalu mengulas tentang kosakata, percakapan,  dan struktur kalimat. Satu hal yang menarik adalah di perbedaan struktur kalimat bahasa Indonesia verbal dan struktur kalimat bahasa isyarat Indonesia. Mungkin letak perbedaan mendasarnya ada di saat kita mencatat materi. Saat kelas bahasa asing kita terbiasa mencatat kosakata baru dan artinya. Kalau belajar bahasa isyarat kita dituntut mengingat gerakan. Atau jika kalian mau, kalian bisa mendokumentasikan guru isyarat saat mengajar agar dapat dipelajari ulang.

13. "Terus, kamu sekarang udah bisa ngomong apa aja pakai bahasa isyarat? Coba dong.."
Hmm, apa ya.. hahaha.. sudah bisa ngobrol-ngobrol cantik bersama teman-teman Tuli :p Tak perlu saya unggah video untuk itu, kan? Hehe.. 

14. "Kalau mau ngomong sama gurunya pakai isyarat dong?"
Tentu, pakai bahasa isyarat.

15. "Tuli bukannya ada yang bisa bicara ya? Emangnya harus pakai isyarat?"
Beberapa dari mereka ada yang terbiasa oral (berbicara secara verbal dan membaca gerak bibir lawan bicara). Tetapi lebih banyak yang menggunakan isyarat agar tidak kesulitan membaca gerak bibir dan tidak miskomunikasi dalam memahami perkataan lawan bicara.
Kutipan dari brosur Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia)





5 komentar:

  1. Walhamdulillah... Smoga cintra tetap setia sama teman teman tuli sampe kapanpun.

    Bravo cintra...

    #duniatanpasuara
    #cintabisindo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ya Isro' sudah berkenan membaca! Aamiin.

      Hapus
  2. Hai mbak Cintra, aku mau tanya apa aja kegiatan di yfd dan gerkatin sama waktu-waktu kegiatannya, aku mau gabung di komunitas kayak gini tapi cuma punya waktu luang hari minggu. Mohon infonya :)
    Semoga apa yang mbak Cintra pelajari menjadi manfaat bagi orang lain, salam kenal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Mbak Hilda, salam kenal. Saran saya, apabila hari luang hanya Minggu, mbak bisa ikut kelas isyarat Gerkatin di CFD Bundaran HI. Oh, ya tgl 25 September ini akan ada perayaan hari tuli internasional di bundaran HI.. Utk detail kegiatan apa saja, ada di webnya masing2 mba, terutama yg utk YFD. Silakan kunjungi webnya via link yg tersedia di artikel. Semoga menjawab pertanyaan mbak :D jika blm jls bisa kontak melalui email saya

      Hapus
  3. Hay kak cintra, aku berminat nih ikut yfd, itu open rekrut'y tiap tahun atau tidak mba?
    Terima kasih.

    BalasHapus

Any comments?