Jumat, Mei 15, 2015

Di Dalam Seteguk Vodka

Hanya ada dua gelas berisi vodka dan cahaya yang tak terlalu terang. Kami duduk berhadapan, kemudian bersulang. Hanya saling diam. Namun tatapannya, masih sama. Memiliki arti. Walau harus diterka terlebih dahulu.

Ia memulai dengan sapaan klise "Apa kabar?".
Aku diam, kemudian mengambil gelasku dan meneguk kembali. Aku hanya tersenyum, "Menurutmu bagaimana?"

Dia masih menatapku. "Kau tahu berapa banyak rinduku?". Aku menjawab, "Tidak tahu. Cuma yang aku tahu, rindu itu beranak pinak. Semakin dirasa, semakin banyak."

"Iya, rinduku banyak." Ia menimpali.

"Apa sebaiknya tak usah dirasakan saja? Agar tak semakin terasa menyiksa?". Aku berujar, sambil mengambil sehelai tisu.

Tak ada jawaban darinya. Mungkin ia tak sanggup mengatakan apapun, karena rindunya telah menumpuk.

Kami membisu dan saling menatap.

Aku mengangkat gelas, lalu mengajaknya bersulang tanpa sepatah kata.

Hanya membisu. Tak ada kata. Terdiam sampai vodka itu habis. Berharap di tiap teguk mengobati rasa ini.

Lalu kami berdua tersenyum.

Senyuman tergetir yang pernah kami bagikan satu sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Any comments?