Minggu, Januari 05, 2014

Saya Menjadi Dubber (?)

Pagi ini saya terlibat percakapan virtual dengan Gomat.

Gomat adalah teman saya yang sangat pandai 'menilai' orang lain melalui kalimat-kalimat pedasnya. Gomat gemar sekali berkicau di twitter, apalagi #nomention. Kalau kata orang sih, nyinyir. Dan, semoga kalimat saya barusan bukan merupakan pencemaran nama baik.

Percakapan terjadi ketika saya berdiskusi dengannya mengenai beberapa tulisan. Lalu beralih ke sebuah cerpen.

Saya bercerita, semalam saya membaca cerpen di depan Ibu saya. Sebuah cerpen yang saya ambil dari buku kumpulan cerpen. Lalu Ibu saya terenyuh mendengarkan cerita saya. 

Lalu saya iseng mengatakan pada Gomat, jika saya ingin menjadi seorang pengisi suara (dubber). Alih-alih saya bertanya, "Gom gimana sih caranya jadi dubber?"

Pikir saya, mungkin asyik menjadi dubber untuk audio book. Beberapa kali pula saya pernah mengirimkan rekaman suara saya saat sedang membacakan sebuah cerita atau wacana, kepada Gomat dan beberapa teman lain. Dan seringkali tidak direspon oleh mereka. Kecuali Gomat. Yah, komentar-komentar itu sedikit membuat saya kaget dan ingin tertawa terbahak-bahak. Juga heran.

Berikut, komentarnya..

















Jadi saya heran. Dan .. menerka nerka, apa komentar itu jujur atau hanya sensasi semata. Saya bingung. Apa yang salah dengan suara saya? Lalu kalau suara saya memang begitu adanya, seperti yang Gomat katakan, apa saya masih tidak cocok untuk jadi dubber?

Tapi kadang..

Gomat suka lebay sih.

Dan keinginan saya untuk jadi dubber juga hanya tercetus begitu saja.



Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Any comments?