Sabtu, September 28, 2013

Untuk Ibu


Ibu,

kalau saja aku ini adalah sahabatmu saat kau remaja dulu

aku akan berkata "Sebaiknya jangan kau pilih dia menjadi kekasihmu!".


Ibu,

kalau saja aku jadi kau

aku tak memilih lelaki itu

lelaki yang menikahimu kemarin

lelaki yang mengisi hatimu bertahun-tahun

lelaki yang akhirnya membuat kau luka

sehingga aku juga terluka.


Ibu,

andai kau memiliki teropong masa depan kala itu

aku tahu kau tak akan memilihnya

dan aku tak akan pernah ada.


Bu,

kemarin kau terlanjur memilihnya

dan aku ada

sekarang

dalam hari-harimu

dalam setiap tawa, tangis, juga amarahmu.


Ibu,

kini aku teman hidupmu

ketika ia tak lagi dapat menjadi teman hidupmu

yang menyisakan benih benci untukmu

yang menggores sayatan-sayatan pada jiwamu yang tulus.


Bu,

kuingin sesal itu tak pernah ada

begitu juga dengan benci

kuingin tiap langkah ini membawa damai

walau getir itu pernah kau rasa

namun aku tahu itu sulit bagimu

karena jiwamu penuh sayatan yang tak kau inginkan

saat tak ada penyembuh luka

saat kau jera

saat hanya ada aku di sampingmu

aku ingin menjadi penyembuh lukamu

walau aku masih terluka.


Ibu,

jika kau tanya tentang lukaku

aku tak tahu harus menjawab apa

tapi aku ingin menyembuhkan lukamu

walau aku luka

tapi lukaku hanya sembuh olehmu

lukaku akan sembuh, Bu

saat kau tak lagi terluka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Any comments?