Selasa, April 16, 2013

Sebungkus Lays Bercerita

Adalah Lilis, murid privat saya hari ini. Seorang gadis kecil berambut ikal panjang, dengan kulit sawo matang nan manis. Giginya ada yang ompong di depan, sehingga senyumannya terasa semakin menggemaskan. Lilis baru kelas tiga SD. Sedikit pendiam dan lugu. Baru dua kali saya mengajarnya.

Dulu, sewaktu pertama kali saya mengajarnya, dia datang menghampiri saya lalu berusaha meraih tangan saya, berniat cium tangan. Saya masih merasa canggung akan dicium tangannya, kemudian mengulurkan tangan saya menghampiri tangannya. 

Selama belajar, Lilis anak yang cukup pandai dan bersemangat belajar ketika saya ajarkan. Dia mau menyimak penjelasan saya tentang soal-soal yang sedang dibahas. Namun, memang dia tidak banyak bicara. Paling-paling sedikit tersenyum atau tertawa jika penjelasan saya sedikit memiliki unsur humor baginya.

Minggu lalu, seharusnya jadwal saya mengajar Lilis. Tetapi saat itu saya telat datang ke tempat bimbel, sehingga sesi mengajar Lilis dibatalkan.

Hari ini, tadi sore, saya dijadwalkan mengajar Lilis lagi. Kali ini untuk kedua kalinya. Seperti biasa dia datang ke ruangan pengajar dan menghampiri saya. Saya langsung menyambutnya, "Halo Lilis, nanti belajar IPA sama kakak ya?". Dia hanya senyum dan mengangguk mengiyakan. Cukup banyak yang mengenalnya di tempat bimbel, termasuk anak-anak kelas 9 dan 12. Mereka menyapa dan mengajak ngobrol Lilis selayaknya adik mereka.

Tak lama bel berbunyi, Lilis dan saya menuju kelas.

Tak banyak bicara, Lilis mengeluarkan bukunya. Kami mulai membahas soal-soal. Lilis terlihat bersemangat dan menyimak dengan baik penjelasan saya. Terkadang banyak istilah atau hal-hal yang belum ia ketahui secara umum. Sehingga saya harus mencarikan analogi yang tepat untuknya. Jika ia sudah paham, biasanya dia akan mengeluarkan kalimat "Ohh, gitu.. iya iya.. " sambil tersenyum dan memamerkan gigi depannya yang sedang berganti, alias ompong.

Dua sesi pelajaran berakhir sudah.

Saya merapikan peralatan tulis saya. Begitu juga Lilis, ia merapikan buku-bukunya lalu memasukkannya ke tas.

Saya beranjak keluar kelas dan meraih pegangan pintu. Tiba-tiba Lilis memanggil saya dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Kak, ini buat kakak.." Ia mengulurkan sebungkus Lays Potato Chip.

"Ngga usah buat Lilis aja.." Balas saya, sambil mengira Lilis sudah bosan dengan Lays Potato Chip kemudian memberikannya ke saya.

Lalu ia menjawab, "Ngga, ini emang buat kakak..hehehe.. "

Kemudian, sejenak saya berpikir, bahwa ada banyak hal kecil yang kita lakukan dan berarti bagi orang lain. Mungkin yang Lilis berikan kepada saya hanyalah sebungkus keripik kentang kemasan yang saya pun bisa membelinya di supermarket. Tapi lebih dari itu, sebungkus Lays dari seorang gadis kecil yang manis dan masih polos seperti mengungkapkan perhatian dan rasa terima kasihnya..

Terima kasih Lilis, semoga selalu semangat belajar.. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Any comments?