Saya butuh oksigen.
Saya tidak menemukan udara.
Sampai rasanya pening dan sesak napas.
Hei! tunggu dulu.. di sini penuh orang.
Kami berebut oksigen.
Antrian sesak saling dorong.
Semua ribut bicara maunya.
Ini itu begini begitu.
Tak bisa diam, terdesak nafsu emosional.
Aaaarrggh.. Saya sudah tak kuat lagi!
Antrian ini sungguh tak manusiawi.
Bahkan lubang hidungku tak mendeteksi adanya oksigen.
Ingin sekali rasanya saya keluar dari sini.
Lari ke hutan yang penuh pohon.
Mencari oksigen agar saya tak sesak napas lagi.
Sungguh saya ingin ke hutan!
Siapapun!
Adakah yang mendengar jeritanku??
Jeritan hati ini memang sulit terdengar oleh telinga khalayak.
Karena ini jeritan hati.
Hanya hati yang dapat mendengarkannya.
Tapi sungguh saya ingin didengar.
Melalui hati yang peka akan sebuah keluhan.
Melalui hati yang multitalenta.
Saya cuma butuh oksigen.
Bukan emas ataupun batu berlian.
Saya cuma butuh udara.
Agar bisa bernapas.
Hei! Jika kamu dengar saya..
Saya ingin tanya, apakah oksigen benar-benar langka?
Akankah ia dijual mahal?
Demi antrian yang penuh sesak ini..
Saya ingin membelinya!
Saya ingin membeli oksigen!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Any comments?