Setelah beberapa kilometer, langkah kaki yang dulu kaku bergerak itu, kini makin mahir berjalan.
Demikian halnya dengan berlari, begitu cepat sampai dikira sedang dilonglong anjing.
Ia hampir mulus melewati tiap kerikil yang menghadang.
Jutaan kilometer berlalu tertinggal di belakang.
Sampai tiba kejenuhannya memuncak layaknya terik matahari yang menyengat pada hari itu.
Kakinya yang dahulu kaku, kini lelah.
Ingin rasanya ia rehat sejenak mencari oase.
Namun oase itu terlalu jauh untuk dijangkau.
Ia hanya bisa berjalan lurus kedepan.
Melompati batuan terjal dan kerikil yang tajam.
Hingga tiba ke oase yang indah.
Untuk mengalirkan air yang sejuk ke kerongkongan yang tandus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Any comments?