Minggu, Desember 11, 2011

I go back to December

Udah Desember aja yaa.. nggak terasa
Desember ini dalam rangka hari AIDS sedunia, gue diundang ke sebuah acara public discussion tentang HIV AIDS. Untuk ikut serta ke acara ini, calon peserta diwajibkan untuk menuliskan sebuah esai singkat mengenai HIV AIDS.

Kenapa judulnya, "I go back to December"? hm, gatau kenapa tiba-tiba terlintas di otak gue lagunya taylor swift itu hehehe..
Udah balik lagi ke Desember.. Rasanya udah harus mengoreksi kinerja gue ke diri gue sendiri selama setahun ini. Dan gak kerasa juga akhir-akhir ini frekuensi gue nulis di blog semakin berkurang.

Saat ini gue belum punya ide untuk cerita atau share seusuatu ke kalian. Gue terpikir untuk share esai gue ke blog ini.
Isi esay gue ini sesuai dengan point-point yang ada di form Public Discussionnya, yaitu :

1. Apa yang kamu ketahui tentang HIV/AIDS ?

2. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS?

3. Menurut kamu, Bagaimana cara efektif untuk mencegah hiv/aids, terutama di kalangan remaja?

4. Apa yang akan kamu lakukan setelah mengikuti acara ini, sebagai bentuk aplikasi atas ilmu yang telah kamu dapatkan?

Sebagai catatan kalian aja sebelum baca esai gue, esai ini gue buat juga bersumber dari (dan cukup banyak) informasi yang gue dapet/search di internet. Jadi harap maklumm kalo isinya standar dan atau mungkin pernah kalian ketahui sebelumnya atau bahkan kalian lebih tau. Hope you like it and inspired!!




                                                                           HIV/AIDS

               AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan suatu infeksi dan kumpulan gejala yang lama kelamaan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut disebabkan oleh suatu virus, yaitu HIV. HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yang mana virus ini menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. Butuh beberapa tahun untuk virus ini berkembang menjadi AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya.Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus dimana seseorang positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama.


                HIV/AIDS mulai menyerang tubuh penderitanya melalui beberapa tahapan. Tahap awal, dikatakan sebagai periode jendela yaitu saat virus ini mulai masuk ketubuh penderitanya. Tahapan ini tidak menunjukkan gejala atau tanda-tanda khusus, sehingga penderita terlihat sehat dan merasa sehat. Test HIV pun belum dapat mendeteksi keberadaan virus ini pada saat periode jendela. Dari tahap pertama, HIV kemudian berkembang ke tahap kedua yaitu tahap HIV positif tanpa adanya gejala, karena penderita terlihat sehat dan merasa sehat. Namun test HIV sudah dapat mendeteksi adanya tanda-tanda HIV, karena tubuh penderita sudah membentuk antibodi terhadap HIV. Tahap ketiga, yaitu HIV positif dengan gejala, yang ditandai oleh menurunnya kekebalan tubuh. Penderita semakin rentan terhadap penyakit, seperti flu, diare kronis selama satu bulan, dan juga ditandai dengan pembengkakan kelenjar limfa. Tahap keempat yaitu dimana penderita menjadi semakin melemah dan rentan pada penyakit lain. Saat ini tidak ada obat ataupun vaksin untuk menyembuhkan HIV/AIDS ini. Perkembangan penyakit ini dapat diperlambat namun tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Cara memperlambatnya adalah dengan obat-obatan antiretroviral. Cara kerja obat ini terhadap infeksi HIV/AIDS adalah dengan memperlambat reproduksi HIV dalam tubuh.



                 HIV terdapat pada cairan tubuh manusia, seperti darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu. HIV dapat menular melalui beberapa cara, diantaranya, behubungan seksual secara anal atau vaginal maupun oral, melalui jarum suntik, dan melalui penularan ibu ke anak. Penularan lewat hubungan seksual biasanya lebih rentan diidap oleh seseorang yang melakukan perilaku seks bebas. Seks bebas berarti melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu orang atau bergonta-ganti pasangan. Pencegahannya dapat dilakukan dengan cara menggunakan kondom dalam melakukan hubungan seksual dan juga tentunya setia pada pasangan (monogami). Jarum suntik yang terkontaminasi HIV juga dapat menularkan virus kepada orang lain. Penularan melalui jarum suntik ini biasanya terjadi pada saat transfusi darah atau penggunaan narkoba suntik. Untuk pencegahan lewat jarum suntik ini, dapat dicegah dengan cara teliti saat transfusi darah atau saat menggunakan narkoba suntik. Pastikan jarum yang dipakai adalah jarum dengan kondisi steril. Selain itu, HIV juga dapat menular melalui ibu ke anak. Penularan dari ibu ke anak dapat terjadi ketika masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui. Seorang ibu hamil yang mengidap HIV/AIDS berkemungkinan besar menularkan HIV ke anak yang dikandungnya. Sama halnya dengan seorang ibu menyusui yang mengidap HIV juga dapat menularkan HIV kepada anaknya melalui air susunya. Pencegahan dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara pengobatan saat masa kehamilan dengan obat antiretroviral, operasi caesar saat melahirkan, dan dengan tidak menyusui bayi bagi ibu menyusui yang mengidap HIV/AIDS. Namun demikian HIV/AIDS tidak dapat menular melalui air liur, air mata, keringat, dan juga kontak sosial seperti berbicara, bermain, ataupun berjabat tangan.



            Menurut data dari Kementrian Kesehatan per Juni 2011, kasus HIV/AIDS yang terjadi pada kelompok umur 20-29 tahun adalah yang terbesar dibanding kelompok umur lain, yaitu sebesar 46,9%. Hal ini menandakan bahwa kasus HIV/AIDS lebih banyak dijumpai pada kalangan remaja. Untuk itu perlu diadakan suatu pencegahan untuk para remaja agar tidak terinfeksi HIV/AIDS. Kasus HIV/AIDS juga dipaparkan oleh Kementrian Kesehatan, bahwa 54,8% berasal dari perilaku heteroseksual, yang mana hal ini erat kaitannya dengan perilaku seks bebas. Pencegahan yang paling efektif menurut saya adalah dengan mensosialisasikan informasi-informasi mengenai HIV/AIDS, mengkampanyekan pada masyarakat untuk tidak melakukan seks bebas, dan tidak memakai narkoba dalam bentuk apapun, mengingat seks bebas dan narkoba lewat jarum suntik mejadi penyebab utama penularan HIV/AIDS. Dengan tersosialisasinya informasi tentang HIV/AIDS pada khalayak maka masyarakat, khususnya kalangan remaja akan lebih waspada dan menjauhi aktivitas-aktivitas yang berpotensi sebagai cara penularan HIV/AIDS. Diperlukan pula kesadaran individu untuk sama-sama saling mengingatkan agar tidak melakukan aktivitas yang berpotensi menularkan HIV/AIDS.



            Setelah mengikuti public discussion HIV/AIDS ini saya tentunya akan membagi ilmu yang saya dapat tentang HIV/AIDS kepada teman-teman saya, dan juga ikut mengkampanyekan kepada masyarakat terdekat untuk melakukan pencegahan terhadap HIV/AIDS seperti, menjauhi perilaku seks bebas, setia pada pasangan, dan juga tidak mengkonsumsi narkoba dalam wujud apapun. Tidak lupa juga saya akan mengkampanyekan kepada masyarakat untuk ‘merangkul’ kaum ODHA. Kaum ODHA bukan untuk didiskriminasi di bumi ini, melainkan untuk dirangkul bersama agar tidak terkucilkan di masyarakat karena mereka mempunyai hak yang sama seperti layaknya manusia pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Any comments?