Kamis, September 08, 2011

Efek Lebaran

Setelah lebaran berlalu, orang-orang juga udah pulang mudik, ada beberapa efek yang bikin pengaruh negatif. Apa aja?

Let's see...

Oh ya sebelumnya gue mau share tentang meninggalnya istri Saiful Jamil yang cukup tragis. Almarhumah tewas kecelakaan saat arus balik mudik dari cimahi menuju jakarta lewat tol cipularang. Malang nian nasibnya.. Semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan YME. Amin.
Sejak berita itu hadir di tengah masyarakat dan membuat kaget sejumlah khalayak publik (termasuk gue, yang ketika itu langsung sms ke beberapa temen), layar kaca seolah dibasahi oleh tangisan Om Ipul. Kira-kira 3 hari pasca meninggalnya, berita itu masih jadi Top News di tv-tv.

Lanjut ke topik awal, efek lebaran.
Pertama kita tau urbanisasi. Banyak orang yang mudik dan balik ke Jakarta dengan memboyong sanak saudaranya untuk mengadu nasib di Ibukota yang lebih kejam dari ibu tiri. Entah apa yang ada di benak mereka, semua pengen banget ke Jakarta. Alih-alih kota meropolitan, banyak orang yang beruntung mengadu nasibnya dan sukses, UMR yang tentunya lebih besar dari daerah lain.
Memang benar alibi mereka semua para perantau. Tapi ingat negatifnya juga, kemungkinan terburuk selalu ada. Apalagi mereka hadir meramaikan ibukota tanpa ada keterampilan apapun. Yah itulah awal mulanya bermunculan para GePeng (re: gelandangan dan pengemis). Tidak hanya itu saja, dampak negatif urbanisasi juga terlihat dari semakin banyaknya hunian-hunian liar di pinggir rel, bantaran kali dan di lahan-lahan proyek. Semakin penuh aja deh ini Jakarta sama mereka. Tentunya para urbanisator yang gagal itu kehabisan cara untuk menyambung hidup karena mereka kurang keterampilan. Lalu timbullah kriminalitas. Perut lapar, uang menipis. Aksi todong, pencurian, hipnotis dll juga tak dapat dipungkiri lagi sekarang. Efeknya lagi penjara penuh. Tenaga polisi dan sipir penjara kurang, Napi kabur. Lalu semuanya bergerak terus menerus seperti itu layaknya lingkaran setan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Any comments?